Ini tulisan kesekianku tentang kamu; mimpi dan harapan besar yang aku punya. Tulisan berantakan dengan kata dan kalimat yang tidak beraturan. Aku tidak pandai meluapkan perasaan, tapi semoga kamu selalu mengerti dan paham, bahwa yang kurasakan kepadamu adalah sebuah ketulusan.

Kamu tahu, saat menuliskan ini aku tengah merasakan rindu yang teramat kepadamu. Sosokmu seakan nyata ada di depanku, tersenyum dan memperhatikanku yang tengah sibuk dengan komputerku. Tapi semu, ternyata semua hanya khayalan yang menggantung di kepalaku. Mungkin saat ini kamu tengah sibuk dengan buku-buku yang sedang kamu pegang. Atau matamu sedang lamat-lamat memperhatikan dosen di depanmu. Apapun yang tengah kamu lakukan, dan kesibukan apapun yang sedang kamu kerjakan, ku harap rasa bahagia selalu kamu rasakan, dan semoga lengkung senyum itu selalu terlihat di wajahmu. Karena itu, adalah salah satu sebab bahagiaku.

Kamu, calon analis yang humoris..
Mungkin, tak pernah terhitung seberapa banyak tangis yang telah kamu ubah jadi senyum manis. Kamu selalu punya cara untuk melebur semua kesedihan menjadi tawa kebahagiaan. Walau hanya sekedar pesan singkat dan suara lewat sambungan telfon, seolah semuanya tak berjarak, seakan segalanya tak ada batas. Kamu selalu terasa disini, disebelahku membentuk lengkung senyum di wajah.

Kamu bukan sosok manis dan romantis. Kamu tak pernah menyusun puisi indah untukku. Tidak pernah ada mawar merah favoritku yang khusus kamu berikan. Jarang sekali ada ucapan 'selamat pagi' dan emot manis yang tertulis di akun sosial mediamu untukku. Kamu tak seperti pria kebanyakan, mengumbar kalimat gombalan dan membiarkannya berceceran di dunia maya. Kamu selalu bilang, cinta cukup dirasa oleh kita, cukup dua hati yang tahu.

Karena memang, cinta bukan sekedar kata-kata manis dan perlakuan romantis. Lebih dari itu, cinta selalu memberikan rasa nyaman walaupun kita tidak sedang berada di tempat dan waktu yang sama. Dan dari kamu, aku menemukan kenyamanan itu.

Diluaran, mungkin banyak sosok yang lebih baik dari kamu. Yang lebih pandai memuji dan memberi hal-hal manis. Yang lebih pintar mencuri hati dengan perhatian lebih. Tapi untuk apa semua itu, jika denganmu aku sudah merasa terlengkapi? Kamu seolah menggenapkan apapun yang ganjil. Kamu mengisi segala yang terasa sepi. Kamu yang selalu ada, bahkan saat dunia terasa menjauh. Aku bahagia, dengan kamu yang tidak sempurna namun istimewa.

Tetap berjalan bersamaku, walau kita tak pernah tahu wujud masa depan seperti apa. Akan tetap denganmu atau tidak, aku tak ingin memikirkannya. Kita lewati saja bersama, terhenti atau tidak langkah kita nantinya. Tetap gandeng tanganku, perjalanan kita baru saja dimulai. Mungkin akan banyak jalan berbatu dan jurang terjal yang akan kita lalui, dan kamu selalu bilang "kita pasti bisa lewati semua ini", dan aku selalu percaya itu. Biarkan aku selalu bermimpi, mustahil ataupun tidak mimpiku itu. Karena hanya kamu yang selalu memberiku ruang untuk terus berimajinasi dan berkhayal. Dengan kamu, aku tak pernah takut akan sebuah impian.

Dari aku si pencemburu akut. Seorang posesif yang selalu membuat handphonemu berisik. Teman bertengkarmu ketika membicarakan masa lalu. Penyu Ketje yang selalu kamu rindukan :p. Gigi Kelinci yang selalu membuatmu senyum-senyum sendirian :p haha. Semoga aku, teman perjalanan panjangmu :)

*Ditulis di Senin pagi hangat, ditemani lantunan suara merdu Afgan yang tengah menyanyikan 'Seperti Bintang'... Kau s'perti bintang menerangi setiap langkahku. Kau s'perti bintang dirimu yang kini menjadi pilihanku..

Terimakasih, Diemas Rialdi Arnieyanto :)