Aku menulis ini disebuah pagi yang dingin, ditemani suara hujan dan sweater hangat abu-abu milikmu (Hehe maaf ya, aku memakai sweater ini tanpa meminta ijin terlebih dulu kepadamu). Aku tengah duduk di sofa yang juga pernah kamu duduki tempo hari. Bedanya sekarang, tak ada susu jahe dan kamu yang menemani. Sepi? aku tidak bisa berucap itu. Karena walaupun tak ada dirimu saat ini, aku masih bisa menutup mataku dan membayangkah kamu hadir di dalam imajiku.
Ini bukan surat, apalagi surat cinta. Lagi-lagi ini hanya tulisan berantakan anak dari sebuah rindu yang terlanjur berceceran. Aku tidak tahu lagi bagaimana menyampaikan rindu ini ketika kamu tidak sempat membalas pesan-pesanku. Aku hanya bisa melakukan ini, menulis tentang kamu, kamu, dan kamu.
Oiya, kamu sudah membaca tulisanku yang sebelumnya ya? Terimakasih ya, sudah menyempatkan membaca isi blogku yang kadang tidak jelas hehe. Terimakasih juga sudah mau meluangkan waktu disela-sela kesibukan kamu untuk terus mendengar rengekan 'rinduku'. Rengekan yang mungkin kamu sudah bosan mendengarnya, dan lelah menanggapinya.
Hari ini tepat dua puluh tiga hari aku tidak melihat sosok nyatamu. Saat itu tanggal tiga, hari terakhir aku merasa dekat denganmu, dekat dalam artian sebenarnya. Kamu disebelahku. Kamu yang sedang meminum susu jahe buatan mamaku. Kamu yang mengenakan jaket basah karena kehujanan. Kamu yang menemaniku makan eskrim. Haha dasar aneh. Padahal seharian itu hujan turun deras sedari pagi, tapi kita malah asik main jauh-jauh dan tanpa memakai jas hujan. Tapi tahukah kamu? Itu hal bodoh yang paling membahagiakan yang pernah aku rasakan :)
Tepat dua puluh tiga hari ya?
Hm, waktu kadang berubah menjadi monster menyebalkan yang tiba-tiba merusak hari indahku. Hari yang paling ingin aku hentikan perputaran waktunya. Hari dimana aku bisa mendengar suaramu secara langsung, melihat senyummu secara bebas, dan menghabiskan seluruh rindu yang ku tumpuk sendirian. Tapi semoga, waktu jugalah yang akan mempertemukan kita lagi. Dan mengijinkan aku untuk menatapmu semauku setiap waktu..
Selamat sibuk sayang :) selamat belajar sampai pukul lima sore. Tetap jaga kesehatanmu, tetap jaga bahagiamu..
Ini bukan surat, apalagi surat cinta. Lagi-lagi ini hanya tulisan berantakan anak dari sebuah rindu yang terlanjur berceceran. Aku tidak tahu lagi bagaimana menyampaikan rindu ini ketika kamu tidak sempat membalas pesan-pesanku. Aku hanya bisa melakukan ini, menulis tentang kamu, kamu, dan kamu.
Oiya, kamu sudah membaca tulisanku yang sebelumnya ya? Terimakasih ya, sudah menyempatkan membaca isi blogku yang kadang tidak jelas hehe. Terimakasih juga sudah mau meluangkan waktu disela-sela kesibukan kamu untuk terus mendengar rengekan 'rinduku'. Rengekan yang mungkin kamu sudah bosan mendengarnya, dan lelah menanggapinya.
Hari ini tepat dua puluh tiga hari aku tidak melihat sosok nyatamu. Saat itu tanggal tiga, hari terakhir aku merasa dekat denganmu, dekat dalam artian sebenarnya. Kamu disebelahku. Kamu yang sedang meminum susu jahe buatan mamaku. Kamu yang mengenakan jaket basah karena kehujanan. Kamu yang menemaniku makan eskrim. Haha dasar aneh. Padahal seharian itu hujan turun deras sedari pagi, tapi kita malah asik main jauh-jauh dan tanpa memakai jas hujan. Tapi tahukah kamu? Itu hal bodoh yang paling membahagiakan yang pernah aku rasakan :)
Tepat dua puluh tiga hari ya?
Hm, waktu kadang berubah menjadi monster menyebalkan yang tiba-tiba merusak hari indahku. Hari yang paling ingin aku hentikan perputaran waktunya. Hari dimana aku bisa mendengar suaramu secara langsung, melihat senyummu secara bebas, dan menghabiskan seluruh rindu yang ku tumpuk sendirian. Tapi semoga, waktu jugalah yang akan mempertemukan kita lagi. Dan mengijinkan aku untuk menatapmu semauku setiap waktu..
Selamat sibuk sayang :) selamat belajar sampai pukul lima sore. Tetap jaga kesehatanmu, tetap jaga bahagiamu..
0 Komentar